Seperti diungkapkan H. Encim (65), pedagang daging sapi di Pasar Loji, kemarin, harga daging sapi yang saat ini sudah mencapai Rp 120.000/kg, menjelang lebaran nanti ada kemungkinan akan lebih tinggi lagi. Menurut dia kencendrungan kenaikan harga tersebut merupakan hal yang logis karena kondisi pasar. "Saya tidak bisa memprediksi kenaikan harganya, tapi jika permintaan terhadap daging sapi oleh masyaSKt terus meningkat ya ada kemungkinan harganya naik lagi," ucapnya.
Namun sebaliknya kalaupun dengan harga rendah jika saja pembeli tidak menginginkannya maka tidak menutup kemungkinan harga dagingnya akan terus menurun. Meski begitu dijelaskan didalam setiap tahun antara sebelum ramadan dan saat lebaran harga daging sapi selalu lebih tinggi lebaran. Yang jelas H encim selaku pedagang baik harga tinggi atau rendah yang terpenting dalam usahanya dapat meraih keuntungan.
Sementara M. Muhtar (56) warga Kampung Cipeuteuy, Desa Mekarbuana, mengatakan untuk awal puasa saja sudah harga daging sapi sudah mencapai Rp 120.000, apalagi nanti menjelang lebaran akan lebih tinggi lagi. Karena, kata dia, jika mengingat kebiasaan tidak pernah ada harga daging itu lebih murah di hari lebaran. Artinya, jelas dia, harga daging itu selalu lebih mahal pada waktu menjelang lebaran.
Dia juga mengatakan daya beli masyaSKt untuk warga sebenarnya bukan karena kemampuan melainkan memaksakan, karena dipandang merupakan sebuah kebutuhan. Maka itu M Muhtar selaku warga mempunyai harapan untuk mengatasi harga ini tentunya pada pemerintah. Apakah harga tersebut merupakan harga resmi atau bukan, dan kalaupun bukan mungkin jangan sampai terlalu tinggi. Hal yang harus diingat setiap lebaran kebutuhan akan meningkat. Karenanya, pemerintah diharapkan melakukan pemantauan dan penetapan harga daging sapi di Pasar Loji. (ark)