Jokowi, termasuk Jusuf Kalla dan tim sukses bahkan sempat dibuat sibuk dengan kasus ini. Mereka bahkan selalu berupaya menyelipkan klarifikasi dalam setiap kampanye yang dilakukan. Tujuannya agar isu dan opini yang berkembang di masyaSKt dampak obor rakyat dapat dinetralisir. "Berbagai cara ditempuh pihak lawan untuk menjatuhkan Jokowi, termasuk dengan menyebarkan obor rakyat ini. Tapi kami yakin, masyaSKt sudah semakin cerdas. Artinya mereka tak lagi mudah digiring opininya, apalagi opini sesat dan fitnah," beber Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri saat berkampanye di lapangan terbuka Situ Buleud Purwakarta, belum lama ini.
Meski begitu, lanjut Megawati, agar kompetisi ini berlangsung sehat, putri Bung Karno ini menantang pihak lawan untuk bermain sehat, alias fairplay. Tidak melakukan kampanye hitam, apalagi intimidasi. Menurutnya, dua sikap ini sejatinya sudah tidak digunakan lagi sekarang ini. Sebab jika masih dianut sama halnya dengan kemunduran demokrasi. "Kalau pihak lain mengeluarkan Obor Rakyat, kita keluarkan Obor Rahmatan Lil'alamin," ujar Megawati.
Bedanya, jika Obor Rakyat cenderung berisi berita bohong dan fitnah, maka Obor Rahmatan Lil'alamin justru berisi berita yang bukan saja sehat, tapi juga inspiratif. Pembaca dimanjakan hatinya dengan tausiah para tokoh ulama dan masyaSKt. Sesuai namanya, Obor ini dimaksudkan untuk menjadi alat terang bagi masyaSKt. Terlebih menyangkut siapa figur capres yang layak diusung dan didukung pada 9 Juli nanti. "Opini harus dibayar dengan opini. Beda halnya dengan intimidasi. Tak perlu kita lakukan intimidasi lagi, cukup laporkan ke polisi. Ini lho pak yang suka intimidasi," jelas Megawati.
Belakangan diketahui, Obor Rahmatan Lil'alami diterbitkan oleh Padepokan Demi Indonesia. Mereka yang tergabung didalamnya adalah relawan Dahlan Iskan, bos Jawa Pos Group. Tabloid ini diterbitkan untuk membendung opini negatif yang ditimbulkan Tabloid Obor Rakyat. (nos)