Kemunculan pasar dadakan ini jelas membawa dampak positif bagi pedagang sekitar. Namun, bagi pedagang yang sudah menetap di pasar tradisional jelas menjadi soal. Asep misalnya, penjaja pakaian ini, mengaku mengalami penurunan omzet sejak pasar dadakan ada di Terminal Rengasdengklok. "Tentu saja, karena dengan demikian pembeli banyak yang datang kesana, karena lokasinya enak dan strategis dipinggir jalan. Keadaan ini membuat pedagang di pasar tradisional seperti kami mengalami penurunan omzet," kata dia mengeluh.
Karenanya, Asep mendesak agar Pemerintah Kecamatan Rengasdengklok bisa bersikap kautan dengan perizinan guna menyelamatkan pedagang tradisional. Apalagi, tak lama lagi lebaran akan segera tiba. "Seharusnya kecamatan mempertimbangkan dampak kemunculan pasar dadakan ini bagi kami pedagang di pasar tradisional. Apalagi ini momentum hari raya, omzet jelas menjadi sangat penting bagi kami,"tandasnya lagi.
Sementara itu Camat Rengasdengklok, Asep Wahyu Suherman, tatkala dikonfirmasi awak media, berkelit bahwa persoalan pasar dadakan di terminal tersebut merupakan kewenangan Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika. "Perizinan tempat itu, setahu saya, sudah diberikan oleh Dishubkominfo. Makanya kalau memang sudah memiliki izin, saya pikir tidak jadi soal," kata camat menjawab.(fah)