Saan bersama siswi SMAN 1 Rengasdengklok. |
Saan yang juga Ketua Alumni SMAN 1 Rengasdengklok ini mengungkapkan, dia tidak ingin membebani sekolah untuk kepentingan politiknya, tetapi dia ingin sekolah tetap terjaga independent, tidak ingin dilibatkan dalam politiknya. Mengingat, selama jabatannya di DPR RI, Saan telah banyak membantu sarana pendidikan di beberapa sekolah di Karawang.
�Saya punya tanggungjawab moral, sekolah ini harus independent dan terus maju, karena masa depan sekolah sangat penting untuk kita jaga. Politik itu sementara, sedangkan sekolah selamanya," ucapnya.
Selama ini, yayasan yang didirikannya yakni Yayasan Saan Mustopa merencanakan akan membuka bimbingan belajar (bimbel) bagi lulusan SMA sebelum masuk perguruan tinggi negeri, bimbel ini khusus bagi siswa yang kurang mampu. Tak hanya bimbelnya saja, yayasan ini pun siap membantu siswa miskin berprestasi yang mau masuk perguruan tinggi negeri.
�Mereka yang punya semangat akan saya prioritaskan, jangan sampai pendidikan mereka terputus,� unggkapnya.
Sebagai ketua alumni juga anggota legislatif DPR RI, dia menegaskan akan tetap amanah dan bisa menjaga nama baik almamater sekolah, jangan sampai nama alamater sekolah tercemar tidak baik akibat kondisi politiknya.
"Saya ingin tetap istiqomah dan selamat, konsen membantu sekolah, meski memang di dinamika partai fluktuasi, itu tidak terlalu saya risaukan," ucapnya.
Menanggapi hal itu, Kepala SMAN 1 Rengasdengklok, Drs. H. Tarya Sukmana menjelaskan, sekolah tidak dibebani dengan kondisi politik Saan Mustopa, karena Saan adalah alumni. Bahkan, Tarya mengaku bangga, memiliki alumni yang duduk di DPR RI dan memiliki kepedulian tinggi terhadap almamaternya.
�Jabatan sementara Saan ini bisa dimanfaatkan untuk kemajuan sekolah, terlebih sekolah ini punya banyak prestasi. Kita bangga kepada Saan, alumni yang jadi anggota DPR RI, tetapi tidak melupakan almamaternya, bahkan sudah banyak membantu bagi sekolah kita ini,� ujarnya. (spn)