SUBANG, KarawangNews.com - Pada rapat koordinasi mengenai penanganan situasi Gunung Tangkuban Parahu di Ruang Rapat Bupati Subang, Kamis (10/10/2013), Kapolres Subang, AKBP Ciko Ardwiatto mengusulkan SOP (Standar Operasional Prosedur) dalam penanganan bencana tersebit, sehingga Muspida bisa tanggap cepat ketika bencana terjadi.
"Khususnya menghadapi aktivitas Gunung Tangkuban Parahu, dengan standar penanganan bencana bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan kegiatan masyarakat sekitar Gunung Tangkuban Parahu. Sehingga meminimalisir kemungkinan dampak buruk yang ditimbulkan," kata Ciko.
Rapat koordinasi yang dipimpin Bupati Subang, Ojang Sohandi ini dihadiri pula Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan jajaran pejabat Pemerintah Subang.
Pemantau dan Penyelidik Gunung Api Badan Metrologi Vulkanologi dan Geofisika (BMVG), Gede Suantika menjelaskan, di area Gunung Tangkuban Perahu masih terjadi gempa dangkal dan gempa dalam. Namun secara umum aktivitas gunung Tangkuban Parahu mulai menurun, hingga Kamis, status yang ditetapkan 'waspada'.
Sedangkan untuk menghadapi kemungkinan pengungsian warga, Kepala Dinas Kesehatan, Dr. Budi Subiantoro telah melakukan pemetaan lokasi pengungsian yaitu di Gunung Malang, Serangpanjang dan Cijambe. Perkiraan wilayah yang kena dampak akibat letusan Tangkuban Perahu mencapai radius 5 km dengan jumlah warga sebanyak 31.757 jiwa yang terdiri dari dewasa, anak-anak, balita dan manula.
Sedangkan sarana yang yang dipersiapkan terdiri dari 2 puskesmas rawat inap yaitu di Puskesmas Sagalaherang dan Puskesmas Jalancagak, kemudian 3 puskesmas rawat jalan di Puskesmas Palasari, Puskesmas Kasomalang dan Puskesmas Serangpanjang. Dinkes pun menyiagakan sebanyak 8 unit ambulan atau Puskesmas Keliling (Pusling) yang ditempatkan di puskesmas bersangkutan termasuk 2 unit dari RSUD Subang.
Sementara, RSUD Subang sudah menyiapakan sebanyak 248 tempat tidur dan RS PTPN sebanyak 141 tempat tidur. Selain itu, dukungan personil pun yang dipersiapkan sebanyak 131 orang yang terdiri dari diantaranya dokter, tim reaksi cepat, sanitarian, surveilance, sanitarian dan apoteker. (rls/spn)
"Khususnya menghadapi aktivitas Gunung Tangkuban Parahu, dengan standar penanganan bencana bisa dilakukan dengan tetap memperhatikan kegiatan masyarakat sekitar Gunung Tangkuban Parahu. Sehingga meminimalisir kemungkinan dampak buruk yang ditimbulkan," kata Ciko.
Rapat koordinasi yang dipimpin Bupati Subang, Ojang Sohandi ini dihadiri pula Jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan jajaran pejabat Pemerintah Subang.
Pemantau dan Penyelidik Gunung Api Badan Metrologi Vulkanologi dan Geofisika (BMVG), Gede Suantika menjelaskan, di area Gunung Tangkuban Perahu masih terjadi gempa dangkal dan gempa dalam. Namun secara umum aktivitas gunung Tangkuban Parahu mulai menurun, hingga Kamis, status yang ditetapkan 'waspada'.
Sedangkan untuk menghadapi kemungkinan pengungsian warga, Kepala Dinas Kesehatan, Dr. Budi Subiantoro telah melakukan pemetaan lokasi pengungsian yaitu di Gunung Malang, Serangpanjang dan Cijambe. Perkiraan wilayah yang kena dampak akibat letusan Tangkuban Perahu mencapai radius 5 km dengan jumlah warga sebanyak 31.757 jiwa yang terdiri dari dewasa, anak-anak, balita dan manula.
Sedangkan sarana yang yang dipersiapkan terdiri dari 2 puskesmas rawat inap yaitu di Puskesmas Sagalaherang dan Puskesmas Jalancagak, kemudian 3 puskesmas rawat jalan di Puskesmas Palasari, Puskesmas Kasomalang dan Puskesmas Serangpanjang. Dinkes pun menyiagakan sebanyak 8 unit ambulan atau Puskesmas Keliling (Pusling) yang ditempatkan di puskesmas bersangkutan termasuk 2 unit dari RSUD Subang.
Sementara, RSUD Subang sudah menyiapakan sebanyak 248 tempat tidur dan RS PTPN sebanyak 141 tempat tidur. Selain itu, dukungan personil pun yang dipersiapkan sebanyak 131 orang yang terdiri dari diantaranya dokter, tim reaksi cepat, sanitarian, surveilance, sanitarian dan apoteker. (rls/spn)