KARAWANG, KarawangNews.com - Aksi solidaritas dokter di seluruh Indonesia juga diikuti dokter di RSUD Karawang, Rabu (27/11/2013), tetapi sayangnya aksi solidaritas ini tidak banyak diketahui pasien, terutama pasien miskin, hingga puluhan pasien tetap berdatangan dan akhirnya terlantar di RSUD Karawang.
Puluhan calon pasien RSUD Karawang sejak pagi hingga siang terus berdatangan, mereka tidak mengetahui Rabu pagi itu dokter yang bertugas tengah melakukan aksi solidaritas terhadap rekan mereka di Manado yang dipidana akibat gagal menolong pasien bersalin, sehingga dokter tersebut dipenjara.
Dampak pidana kepada dokter tersebut membuat seluruh dokter di Indonesia beraksi, termasuk di Karawang, semua dokter melakukan aksi mogok pelayanan, sehingga puluhan pasien di RSUD terlantar.
Bahkan seorang pasien rawat jalan, Rasminah usia 60 tahun yang datang jauh-jauh dari rumahnya harus kembali tanpa penanganan dokter paru-paru, padahal sebelum datang ke rumah sakit, dia sudah mendapatkan surat rujukan dari Puskesmas untuk datang Rabu pagi.
Banyaknya pasien terlantar ini diduga aksi mogok tersebut tidak banyak diketahui oleh petugas Puskesmas di semua kecamatan, sehingga banyak Puskesmas yang tetap merujuk pasien untuk mendatangi rumah sakit umum di acara hari solidaritas dokter tersebut.
Humas RSUD Karawang H. Ruhimin menjelaskan, aksi mogok yang dilakukan dokter RSUD Karawang ini berdasarkan instruksi dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Pusat sebagai aksi solidaritas atas pidana yang menimpa dokter di Manado setelah gagal menolong pasienya. Menurut Ruhimin, tidak semua dokter ikut mogok, hanya dokter yang berjaga di poliklinik saja, sedangkan untuk pelayanan darurat dokter tetap disiagakan.
Kendati hanya dokter poliklinik saja yang ikut mogok pelayanan, tetapi sejumlah pasien merasa kecewa dan bingung. Sedangkan rujukan dari Puskesmas hanya ditujukan ke RSUD Karawang, terutama pasien dari keluarga miskin. Akibat dokter mogok, sejumlah pasien harus pulang tanpa mendapatkan penanganan dan menunggu hingga para dokter kembali melakukan pelayanan. (fir)
Puluhan calon pasien RSUD Karawang sejak pagi hingga siang terus berdatangan, mereka tidak mengetahui Rabu pagi itu dokter yang bertugas tengah melakukan aksi solidaritas terhadap rekan mereka di Manado yang dipidana akibat gagal menolong pasien bersalin, sehingga dokter tersebut dipenjara.
Dampak pidana kepada dokter tersebut membuat seluruh dokter di Indonesia beraksi, termasuk di Karawang, semua dokter melakukan aksi mogok pelayanan, sehingga puluhan pasien di RSUD terlantar.
Bahkan seorang pasien rawat jalan, Rasminah usia 60 tahun yang datang jauh-jauh dari rumahnya harus kembali tanpa penanganan dokter paru-paru, padahal sebelum datang ke rumah sakit, dia sudah mendapatkan surat rujukan dari Puskesmas untuk datang Rabu pagi.
Banyaknya pasien terlantar ini diduga aksi mogok tersebut tidak banyak diketahui oleh petugas Puskesmas di semua kecamatan, sehingga banyak Puskesmas yang tetap merujuk pasien untuk mendatangi rumah sakit umum di acara hari solidaritas dokter tersebut.
Humas RSUD Karawang H. Ruhimin menjelaskan, aksi mogok yang dilakukan dokter RSUD Karawang ini berdasarkan instruksi dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia) Pusat sebagai aksi solidaritas atas pidana yang menimpa dokter di Manado setelah gagal menolong pasienya. Menurut Ruhimin, tidak semua dokter ikut mogok, hanya dokter yang berjaga di poliklinik saja, sedangkan untuk pelayanan darurat dokter tetap disiagakan.
Kendati hanya dokter poliklinik saja yang ikut mogok pelayanan, tetapi sejumlah pasien merasa kecewa dan bingung. Sedangkan rujukan dari Puskesmas hanya ditujukan ke RSUD Karawang, terutama pasien dari keluarga miskin. Akibat dokter mogok, sejumlah pasien harus pulang tanpa mendapatkan penanganan dan menunggu hingga para dokter kembali melakukan pelayanan. (fir)