English French Spain Russian Portuguese Japanese Korean Chinese Simplified

Selasa, 21 Januari 2014

Pengungsi Banjir di Karawang Sebanyak 280.360 Jiwa

*Perlu Normalisasi Sungai dan Membangun Waduk Baru

KARAWANG, KarawangNews.com - Bupati Karawang Ade Swara memaparkan kerugian akibat banjir kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Selasa (21/1/2014), bertepatan kunjungan presiden ke daerah banjir termasuk di Karawang. Kata bupati, di Kabupaten Karawang tercatat sebanyak 43.435 rumah terendam di 173 desa yang tersebar di 28 kecamatan yang kebanjiran, sedangkan jumlah KK korban banjir mencapai 97.089 atau sekitar 280.360 jiwa.

Bencana banjir yang disebabkan curah hujan tinggi disertai luapan Sungai Cibeet dan Citarum ini menyebabkan 40 rumah rusak berat, 187 rusak sedang dan 605 rumah rusak ringan, termasuk merendam 59 masjid dan 20 sekolah. Ketinggian banjir antara 20 � 200 cm dengan kerugian material estimasi Rp 9,6 miliar.

Selain rumah, banjir menggenangi sekitar 24.917 hektar sawah yang baru tanam, termasuk 9.911 hektar area tambak ikan, estimasi kerugian pertanian dan tambak ini sekitar Rp 26,7 miliar.

Sementara itu, selama banjir hampir dua minggu ini terdapat titik pengungsian dengan jumlah pengungsi sekitar 11.941 jiwa, mereka tersebar di Desa Segaran Kecamatan Batujaya, kemudian di alun-alun Karawang kota, termasuk di aula Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Pengungsi banjir juga memadati Masjid Al Jihad Karawang, juga di kantor Desa Pagadungan dan Desa Jayanegara Kecamatan Tempuran, lalu di Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Barat. Sedangkan korban banjir di Desa Purwadana Kecamatan Telukjambe Timur menempati area parker pertokoan Terminal 163.

�Untuk membantu korban banjir, Pemda Karawang sudah menyalurkan bantuan makanan dan keperluan yang dibutuhkan korban banjir di tenda pengungsian. Selain cadangan beras pemerintah, Pemda sudah mengerahkan perahu karet untuk evakuasi, termasuk menyebar makanan, sarung, baju, seragam sekolah, tikar, termasuk air mineral,� jelas bupati.

Kata bupati, penyebab banjir di Karawang yakni aliran Sungai Cipamingkis yang berasal dari Cianjur dan Bogor bertemu dengan aliran Sungai Cibeet, selanjutnya bertemu dengan Sungai Citarum yang berasal dari Bendung Walahar.

Juga aliran Sungai Ciherang yang bermuara di Sungai Cilamaya dari Bendung Barugbug serta aliran Sungai Cilamaya yang berasal dari Subang. Ditambah curah hujan yang cukup tinggi, serta kondisi 4 sungai besar ini menyebabkan potensi banjir di Kabupaten Karawang cukup tinggi. Untuk itu, diperlukan normalisasi Sungai Cibeet dan Sungai Cilamaya, juga normalisasi Sungai Citarum.

Dengan begitu, solusi penanganan banjir di Karawang termasuk Bekasi dan Subang diperlukan penanganan secara integritas antara daerah selatan dan daerah utara, diantaranya dengan membangun waduk atau embung di beberapa titik aliran Sungai Cibeet, yaitu antara Cianjur-Karawang, serta di Cipamingkis antara Bekasi-Karawang, juga normalisasi pada Sungai Cibeet untuk penanganan sebelah barat Kabupaten Karawang.

Kemudian diperlukan evaluasi normalisasi Sungai Citarum ke arah muara dengan melebarkan bentangan sungai dengan pembuatan embung di atas Bendung Barugbug atau situ dam untuk menampung air dari Subang dan Purwakarta yang mengairi Sungai Ciherang dan Sungai Cilamaya.

Juga perlu normalisasi Sungai Ciherang dan Sungai Cilamaya, Sungai Cibulan bulan dan Ciderewak untuk penanganan banjir di Karawang sebelah timur. Selanjutnya diperlukan normalisasi Sungai Ciwadas di Kecamatan Cilebar dan Sungai Cikaranggelam di Kecamatan Cikampek. (spn)


Cerita lainnya :