SUBANG, KarawangNews.com - Hujan yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir ini menyebabkan 180 km jalan di Kabupaten Subang rusak parah, berlubang dan bopeng. Pemandangan yang sama juga terlihat di jalan provinsi dan jalan nasional.
"Jalan yang rusak masih tetap sekitar 45 persen atau sekitar 180 km dari panjang 1.054 km se-kabupaten. Hanya saja, jalan yang sebelumnya rusak ringan menjadi rusak parah," kata Kabid Bina Marga Dinas PU dan Binamarga, Andri M. Priatna, Selasa (28/1/2014)
Untuk pembenahan jalan yang rusak itu, pada 2014 ini pemerintah menggarkan Rp. 171 miliar. Dari anggaran sebesar itu, hanya mampu membiaya kerusakan jalan yang disebabkan banjir sebesar 10 persen.
Dari pantauan, kerusakan jalan juga di jalur nasional, seperti di Pantura berlubang dan bopeng, ini menjadi pemandangan sepanjang jalur utama tersebut. Bahkan di daerah Mandalawangi, bahu jalan amblas yang akibatkan lalu lintas di jalur itu tersendat.
Kerusakan jalan pun terpantau di jalur provinsi, sepanjang jalur tengah jalannya berlubang, ini sangat menggangu arus lalu lintas dari arah Majalengka menuju Jakarta dan sebaliknya. Menurut warga Dangdeur, Kecamatan Dawuan, Yusuf (40), akibat jalan rusak parah ini sering terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa.
"Jika tidak hati-hati, jalan ini sangat berbahaya, lengah sedikit bisa terjebak lubang yang lumayan dalam," tuturnya.
Kerusakan jalan juga terpantau di jalur alternatif yang menghubungkan Cipeuneuy ke Ciasem, kondisi jalan di jalur tersebut terlihat rusak parah, berlubang dan digenangi air.
Warga setempat, Akod (37) berharap, pemerintah bisa memanfaatkan dana bantuan program Percepatan Pembangunan Infrastuktur Jalan (PPIJ). Dia meminta agar perbaikan ini jangan ditunda, karena kerusakan bisa lebih parah jika dibiarkan. [tinjau]
"Jalan yang rusak masih tetap sekitar 45 persen atau sekitar 180 km dari panjang 1.054 km se-kabupaten. Hanya saja, jalan yang sebelumnya rusak ringan menjadi rusak parah," kata Kabid Bina Marga Dinas PU dan Binamarga, Andri M. Priatna, Selasa (28/1/2014)
Untuk pembenahan jalan yang rusak itu, pada 2014 ini pemerintah menggarkan Rp. 171 miliar. Dari anggaran sebesar itu, hanya mampu membiaya kerusakan jalan yang disebabkan banjir sebesar 10 persen.
Dari pantauan, kerusakan jalan juga di jalur nasional, seperti di Pantura berlubang dan bopeng, ini menjadi pemandangan sepanjang jalur utama tersebut. Bahkan di daerah Mandalawangi, bahu jalan amblas yang akibatkan lalu lintas di jalur itu tersendat.
Kerusakan jalan pun terpantau di jalur provinsi, sepanjang jalur tengah jalannya berlubang, ini sangat menggangu arus lalu lintas dari arah Majalengka menuju Jakarta dan sebaliknya. Menurut warga Dangdeur, Kecamatan Dawuan, Yusuf (40), akibat jalan rusak parah ini sering terjadi kecelakaan yang memakan korban jiwa.
"Jika tidak hati-hati, jalan ini sangat berbahaya, lengah sedikit bisa terjebak lubang yang lumayan dalam," tuturnya.
Kerusakan jalan juga terpantau di jalur alternatif yang menghubungkan Cipeuneuy ke Ciasem, kondisi jalan di jalur tersebut terlihat rusak parah, berlubang dan digenangi air.
Warga setempat, Akod (37) berharap, pemerintah bisa memanfaatkan dana bantuan program Percepatan Pembangunan Infrastuktur Jalan (PPIJ). Dia meminta agar perbaikan ini jangan ditunda, karena kerusakan bisa lebih parah jika dibiarkan. [tinjau]