KARAWANG, KarawangNews.com - Puluhan pelajar yang masih di bawah umur terpaksa berurusan dengan aparat kepolisian, mereka yang melanggar aturan berlalu lintas di jalan raya terjaring dalam Operasi Zebra yang digelar Satlantas Polres Karawang, Selasa (3/12/2013) pada jam pulang sekolah, sejumlah pelajar yang tidak membawa kelengkapan surat kendaraan terpaksa pulang jalan kaki.
Para pelajar yang tidak memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) termasuk yang tidak memakai helm langsung ditilang ditempat oleh anggota Satlantas. Tidak hanya para pelajar, masyarakat umum yang diketahui secara kasat mata melanggar juga ikut ditilang polisi yang selama seminggu ini tengah melaksanakan Opersi Zebra Lodaya.
Kanit Turjawali Polres Karawang, Bayu Marfiando menjelaskan, khusus untuk pelajar, pihak kepolisian sudah sering melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait aturan berlalu lintas, apalagi soal larangan pelajar yang belum cukup umur untuk membawa motor ke sekolah, tetapi kenyataannya masih banyak pelajar yang tetap membawa kendaraan, sehingga banyak diantara mereka terjaring razia ini.
Sementara itu, menurut salah seorang pelajar yang terkena razia, Natasya, ia memilih menggunakan motor ke sekolah, karena lebih efisien dan cepat. Beda jika menggunakan angkutan umum, selain harus membawa bekal banyak, untuk sampai di sekolah akan memakan waktu lama.
�Saya terpaksa membawa motor sendiri meskipun belum dapat surat izin mengemudi,� akunya, kepada wartawan. (fir)
Para pelajar yang tidak memiliki SIM (Surat Ijin Mengemudi), STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) termasuk yang tidak memakai helm langsung ditilang ditempat oleh anggota Satlantas. Tidak hanya para pelajar, masyarakat umum yang diketahui secara kasat mata melanggar juga ikut ditilang polisi yang selama seminggu ini tengah melaksanakan Opersi Zebra Lodaya.
Kanit Turjawali Polres Karawang, Bayu Marfiando menjelaskan, khusus untuk pelajar, pihak kepolisian sudah sering melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah terkait aturan berlalu lintas, apalagi soal larangan pelajar yang belum cukup umur untuk membawa motor ke sekolah, tetapi kenyataannya masih banyak pelajar yang tetap membawa kendaraan, sehingga banyak diantara mereka terjaring razia ini.
Sementara itu, menurut salah seorang pelajar yang terkena razia, Natasya, ia memilih menggunakan motor ke sekolah, karena lebih efisien dan cepat. Beda jika menggunakan angkutan umum, selain harus membawa bekal banyak, untuk sampai di sekolah akan memakan waktu lama.
�Saya terpaksa membawa motor sendiri meskipun belum dapat surat izin mengemudi,� akunya, kepada wartawan. (fir)