KARAWANG, KarawangNews.com - PT. Pupuk Kujang melalui program Gerakan Produktivitas Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) memberikan satu unit alat pengering padi kepada Gabungan Kelompok Tani di Kecamatan Karawang Timur. Penyerahan dilakukan di Kampung Bojongloa, Desa Tegal Sawah, Kamis (19/12/2013). Ini juga upaya Pupuk Kujang memenuhi janji Menteri BUMN RI Dahlan Iskan di acara panen perdana GP3K pada Jumat (1/3/2013) lalu di Kampung Bakanloa, Kelurahan Plawad kecamatan tersebut.
General Manajer Pemeliharaan PT. Pupuk Kujang, Pranoto Adi menyampaikan, alat pengering padi ini dibuat di unit perbengkelan PT. Pupuk Kujang, alat ini memiliki kapasitas mengeringkan padi sebanyak 10 ton dalam waktu 24 jam. Untuk proses itu, alat ini menghabiskan 137 kg sekam atau 20 liter solar.
"Pada awalnya kami bekerjasama dengan IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk menentukan desain pengering padi dan oleh Pupuk Kujang disempurnakan detail engineringnya," ucapnya.
Proses pengeringannya dengan menghembuskan udara pemanas, sehingga kontruksi sederhana ini berkapasitas besar dan murah. Pupuk Kujang menyediakan bangunan dan pemasangan mesin, sedangkan lahan dan pembangunan gedungnya bekerjasama dengan Gapoktan yang didirikan di Kampung Bojongloa ini.
Kata Pranoto, mesin ini sudah diuji beban dengan gabah basah 10 ton, dengan temperatur panas 34-38 celcius, kemudian udara itu dihembuskan selama 16 jam. Setelah dibandingkan dengan gabah yang dijemur di bawah terik matahari, padi hasil pemanasan mesin ini bentuknya homogen tidak ada yang patah dan bulirnya putih setara beras super, tentunya harganya pun lebih tinggi.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Pupuk Kujang, Bambang Tjahyono menjelaskan, selama ini pengering padi berbahan gas harganya sangat mahal, maka itu PT. Pupuk Kujang diminta menteri untuk membuat pengering padi berbahan bakar sekam dan teknis alat ini menggunakan udara bersih, sekam hanya sebagai pemanasnya.
"Kami serahkan alat ini untuk kelompok tani, kami titip untuk dirawat, karena kalau baru pasti jalan, tapi kalau sudah lama jarang dirawat, mungkin ini satu-satunya di Indonesia, mudah-mudahan ini menjadi model bagi petani di daerah lain," ucapnya.
Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Kelompok (BP4K) Kabupaten Karawang, Nachrowi M. Noer menjelaskan, Pemkab Karawang terus melaksanakan program untuk swasembada berkelanjutan, dalam rangka meningkatkan produktifitas padi per tahun sebanyak 5%, ini mengimbangi peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Karawang sebesar 2%.
Kata dia, korporasi dengan bantuan modal ini harus mampu menaikan produksi padi di Karawang dengan membantu GP3K, karena Menteri BUMN sudah meminta supaya GP3K berjalan, untuk mencukupi kebutuhan petani, diantaranya mengenai pengadaan pupuk.
"Bantuan (pengering padi, red) ini implementasi yang konkrit dari pernyataan menteri BUMN dengan pertanian. Apalagi menjelang panen cuacanya mendung seperti ini, maka sangat perlu mesin pengering, " ucap Nachrowi.
Diakuinya, alat pengering padi seperti ini sudah tersebar hampir di setiap desa se-Kabupaten Karawang, tetapi model pengering yang diberikan PT. Pupuk Kujang ini adalah model yang berbeda dan hanya ada satu-satunya di Karawang.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Wargi Mekar, Desa Tegal Sawah, H. Iman menyatakan, bantuan yang diberikan PT. Pupuk Kujang ini sangat membantu produksi padi pertanian setempat. Dia berharap kerjasama baik ini terus dilakukan berkelanjutan untuk membantu petani agar mampu memproduksi hasil panen padi dengan jumlah yang tinggi.
"Biasanya padi dijemur tiga hari di jalan dan membutuuhkan tempat yang luas, kini proses pengeringan padi lebih praktis dan hanya butuh sehari saja," ujarnya. (spn)
General Manajer Pemeliharaan PT. Pupuk Kujang, Pranoto Adi menyampaikan, alat pengering padi ini dibuat di unit perbengkelan PT. Pupuk Kujang, alat ini memiliki kapasitas mengeringkan padi sebanyak 10 ton dalam waktu 24 jam. Untuk proses itu, alat ini menghabiskan 137 kg sekam atau 20 liter solar.
"Pada awalnya kami bekerjasama dengan IPB (Institut Pertanian Bogor) untuk menentukan desain pengering padi dan oleh Pupuk Kujang disempurnakan detail engineringnya," ucapnya.
Proses pengeringannya dengan menghembuskan udara pemanas, sehingga kontruksi sederhana ini berkapasitas besar dan murah. Pupuk Kujang menyediakan bangunan dan pemasangan mesin, sedangkan lahan dan pembangunan gedungnya bekerjasama dengan Gapoktan yang didirikan di Kampung Bojongloa ini.
Kata Pranoto, mesin ini sudah diuji beban dengan gabah basah 10 ton, dengan temperatur panas 34-38 celcius, kemudian udara itu dihembuskan selama 16 jam. Setelah dibandingkan dengan gabah yang dijemur di bawah terik matahari, padi hasil pemanasan mesin ini bentuknya homogen tidak ada yang patah dan bulirnya putih setara beras super, tentunya harganya pun lebih tinggi.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Pupuk Kujang, Bambang Tjahyono menjelaskan, selama ini pengering padi berbahan gas harganya sangat mahal, maka itu PT. Pupuk Kujang diminta menteri untuk membuat pengering padi berbahan bakar sekam dan teknis alat ini menggunakan udara bersih, sekam hanya sebagai pemanasnya.
"Kami serahkan alat ini untuk kelompok tani, kami titip untuk dirawat, karena kalau baru pasti jalan, tapi kalau sudah lama jarang dirawat, mungkin ini satu-satunya di Indonesia, mudah-mudahan ini menjadi model bagi petani di daerah lain," ucapnya.
Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Perikanan Kelompok (BP4K) Kabupaten Karawang, Nachrowi M. Noer menjelaskan, Pemkab Karawang terus melaksanakan program untuk swasembada berkelanjutan, dalam rangka meningkatkan produktifitas padi per tahun sebanyak 5%, ini mengimbangi peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Karawang sebesar 2%.
Kata dia, korporasi dengan bantuan modal ini harus mampu menaikan produksi padi di Karawang dengan membantu GP3K, karena Menteri BUMN sudah meminta supaya GP3K berjalan, untuk mencukupi kebutuhan petani, diantaranya mengenai pengadaan pupuk.
"Bantuan (pengering padi, red) ini implementasi yang konkrit dari pernyataan menteri BUMN dengan pertanian. Apalagi menjelang panen cuacanya mendung seperti ini, maka sangat perlu mesin pengering, " ucap Nachrowi.
Diakuinya, alat pengering padi seperti ini sudah tersebar hampir di setiap desa se-Kabupaten Karawang, tetapi model pengering yang diberikan PT. Pupuk Kujang ini adalah model yang berbeda dan hanya ada satu-satunya di Karawang.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Wargi Mekar, Desa Tegal Sawah, H. Iman menyatakan, bantuan yang diberikan PT. Pupuk Kujang ini sangat membantu produksi padi pertanian setempat. Dia berharap kerjasama baik ini terus dilakukan berkelanjutan untuk membantu petani agar mampu memproduksi hasil panen padi dengan jumlah yang tinggi.
"Biasanya padi dijemur tiga hari di jalan dan membutuuhkan tempat yang luas, kini proses pengeringan padi lebih praktis dan hanya butuh sehari saja," ujarnya. (spn)