KARAWANG, KarawangNews.com - Semua calon dewan hanya mengumbar janji, setelah mereka terpilih tidak lagi ingat janjinya, akhirnya masyarakat yang jadi korban. Kata warga Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Sabtu (28/12/2013) siang.
"Semua dewan tukang bohong, mengumbar janji mau ini dan itu, setelah jadi tidak dia tidak datang lagi, kami dibohongi pak," kata Miftah, kepada anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Deden Darmansah, saat reses ke-3 tahun 2013 di aula kantor desa tersebut.
Diakui Miftah, karena sering dibohongi, kini masyarakat cerdas, secara psikologi saja calon dewan sudah bisa terlihat apakah dia pembohong atau tidak. Dengan begitu, semua calon dewan yang mengumbar janji ditantang warga agar merealisasikan janjinya sebelum hari pencoblosan 9 April 2014 mendatang.
"Dulu, dewan yang kita pilih enak-enak sekarang jadi pejabat, tetapi masyarakat hanya begini-begini saja, malah dia lupa janjinya," geram Miftah.
Mengomentari hal itu, Deden Darmansah menghela nafas, dia menyatakan akan komitmen melaksanakan janji-janjinya. Bahkan, pada saat reses ini berlangsung, Deden sudah menjadwalkan ulang pertemuan lagi dengan warga setempat yang mengusulkan aspirasi mereka.
Di desa ini, Deden akan menggelar pernikahan masal yang dia biayai sendiri, mengingat banyak anak-anak yang belum punya akte kelahiran, karena akte kelahiran bisa dibuat dari surat nikah. Selain itu, Deden akan melakukan bedah rumah untuk 20 rumah warga miskin setempat dari anggaran Provinsi Jawa Barat yang sudah disiapkan gubernur.
Kendati begitu, Miftah percaya Deden Darmansah bisa melakukan perubahan. Diakuinya, dia tidak sungkan ceplas-ceplos bicara keburukan anggota dewan, karena dia yakin Deden tidak akan tersinggung, sebab jika Deden tersinggung berarti sama seperti watak dewan lainnya, tetapi diakui Miftah, Deden sosok yang selalu menempati janjinya. (spn)
"Semua dewan tukang bohong, mengumbar janji mau ini dan itu, setelah jadi tidak dia tidak datang lagi, kami dibohongi pak," kata Miftah, kepada anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Deden Darmansah, saat reses ke-3 tahun 2013 di aula kantor desa tersebut.
Diakui Miftah, karena sering dibohongi, kini masyarakat cerdas, secara psikologi saja calon dewan sudah bisa terlihat apakah dia pembohong atau tidak. Dengan begitu, semua calon dewan yang mengumbar janji ditantang warga agar merealisasikan janjinya sebelum hari pencoblosan 9 April 2014 mendatang.
"Dulu, dewan yang kita pilih enak-enak sekarang jadi pejabat, tetapi masyarakat hanya begini-begini saja, malah dia lupa janjinya," geram Miftah.
Mengomentari hal itu, Deden Darmansah menghela nafas, dia menyatakan akan komitmen melaksanakan janji-janjinya. Bahkan, pada saat reses ini berlangsung, Deden sudah menjadwalkan ulang pertemuan lagi dengan warga setempat yang mengusulkan aspirasi mereka.
Di desa ini, Deden akan menggelar pernikahan masal yang dia biayai sendiri, mengingat banyak anak-anak yang belum punya akte kelahiran, karena akte kelahiran bisa dibuat dari surat nikah. Selain itu, Deden akan melakukan bedah rumah untuk 20 rumah warga miskin setempat dari anggaran Provinsi Jawa Barat yang sudah disiapkan gubernur.
Kendati begitu, Miftah percaya Deden Darmansah bisa melakukan perubahan. Diakuinya, dia tidak sungkan ceplas-ceplos bicara keburukan anggota dewan, karena dia yakin Deden tidak akan tersinggung, sebab jika Deden tersinggung berarti sama seperti watak dewan lainnya, tetapi diakui Miftah, Deden sosok yang selalu menempati janjinya. (spn)