"Awalnya hobi, sekarang malah jadi kebutuhan. Setiap kontes sering saya ikuti, baik di dalam maupun di luar Purwakarta," ungkap Yogi yang juga tenaga pengajar di salah satu SMK swasta di Purwakarta. Dia menjelaskan, sudah lima kali mengikuti kontes modifikasi motor.
"Di Purwakarta kita juara dua kalau di Bandung dan Garut itu juara tiga. Lumayanlah sekelas pemula seperti saya," jelasnya. Yogi mengaku dari lima kali mengikuti pertandingan tiga diantaranya berlangsung di Purwakarta, sisanya di luar Purwakarta yakni Garut dan Bandung.
Ia menjelaskan, memodifikasi motor adalah kesenangan dan kepuasan yang dirasakan, bukan sebatas mengejar gelar juara atau memenangkan setiap kontes yang diikuti. "Memenangkan kontes yang diikuti bukan tujuan utama, karena yang terpenting adalah proses melakukan modifikasi motor yang memuaskan hati," ungkapnya.
Ia memaparkan, modifikasi motor butuh ketekunan dan kesabaran, disamping harus berfikir kreatif menyusun tema yang akan dituangkan dan dibawakan dalam kontes. Sehingga, butuh kehati-hatian dan keseriusan dalam setiap menyusun perangkat kendaraan. "Kita juga butuh inspirasi dan reperensi dalam setiap modifikasi yang dilakukan. Apa lagi bagi pemula, harus banyak baca dan melihat karya orang lain," pungkasnya. (awk)