TEGALWARU, SK - Kepala Desa Wargasetra, Kecamatan Tegalwaru, Baehaki, dengan tegas meminta pihak pengusaha penambang batu andesit di Blok Cibonteng, Gunung Cipaga, Desa Wargasetra agar mengeluarkan kobelco dan vibro (pengebor batu) yang sudah terparkir di pinggir jalan desa tersebut.
Permintaan itu dilontarkan usai aksi damai yang dilakukan warganya, Selasa (23/6) lusa. "Sebenarnya penolakan ini sudah dilakukan dengan beberapa tahap namun pengusaha itu ngotot. Penolakan warga tidak dianggap, hingga akhirnya mereka (pengusha, red) menggunakan jasa Lembaga Swadaya MasyaSKt (LSM)," ucap Baehaki.
Tidak hanya itu, kepala desa ini juga menyampaikan, alat berat (kobelco dan pengebor batu) yang sudah disusupkan pengusaha
tersebut ternyata sudah mulai dioperasikan. Sementara kesepakatan sudah ditandatangani oleh pihak pengusaha yang berjanji akan mengeluarkan alat berat itu bahkan sudah pula ditandatangani Camat atas nama Muspika.
Hal paling memprihatinkan, lanjut Baehaki, justru ulah oknum LSM yang membekingi pengusaha. Mereka melakukan penyerangan terhadap warga. Hal ini akhirnya menjadi penyulut aksi yang tadinya berjalan damai berubah menjadi mencekam. Warga kecewa terhadap pengusaha terlebih kepada LSM yang mestinya ikut menciptakan suasana kondusifitas malah berulah sebaliknya. "Warga kecewa pada LSM, bukannya membela masyaSKt malah berpihak kepada pengusaha," ujarnya.
Maka dengan sifatnya yang legowo Baehaki selaku Kepala desa berharap pengusaha menarik alat berat tersebut secepat mungkin, dan tidak menggunakan LSM jika ingin perdamaian. "Sampai saat inipun pengusaha masih tetap menambang, dan tidak dipermasalahankan, karena dengan menggunakan cara manual," ucap Baehaki. Kendati demikian dia tetap meminta warganya agar tidak mengambil tindakan sendiri-sendiri diluar koordinasi. Kepala desa inipun menyakini untuk permasalahan ini tidak akan berlarut kalau memang pengusaha ini tidak ngotot.
Secara terpisah, kordinator lapangan (korlap) aksi damai H. As�adudin, menyampaikan, untuk proses aksi sebenarnya berjalan sesuai rencana. Hingga tidak ada massa yang berbuat anarkis terlebih dari pihak pengusaha atau LSM sendiri orangnya hanya sedikit. Bahkan untuk alat beratpun sampai diturunkan oleh massa dan keamanannya dijamin oleh warga. Namun kenapa setelah prosesnya selesai tiba-tiba oknum LSM yang membekingi perusahaan menyerang warga. Maka wajar jika warga lain marah.
Dalam hal inipun diharapkan khususnya untuk penegak hukum dapat merasionalkan kejadian hingga siapa sebenarnya yang sudah menjadi penyulut hingga sepeda motor milik dari salah seorang LSM yang menyerang masyaSKt di bakar. Tak hanya itu, Koorlap inipun memberikan semangat pada warga kampung Cipaga jika ada serangan balik dari LSM atau melakukan pengancaman diharapkan langsung mengontek warga kampung Waru khususnya, dan umumnya warga desa Wargasetra. Karena jelas LSM tersebut sudah menodai perjanjian dan tidak menghargai kedaulatan rakyat, malah membela pengusaha.
Sementara, Imam Heryadi, pihak pengusaha saat ditemui mejelaskan, alat berat yang sudah berada disekitar area tambang batu akan segera ditarik. Bahkan penarikan itu diperkuat dengan surat pernyataan. Isi surat pernyataan tersebut diantaranya bersedia menarik alat berat paling lambat 3 X 24 jam, yang berada dilokasi galian Cibonteng kampung Cipaga RT 001/005 desa Wargasetra kecamatan tegalwaru. "Apabila kami tidak melakukan penarikan alat berat sesuai dengan waktu tersebut diatas, maka kami siap diproses sesuai dengan hukum yang berlaku," ucap Imam. (ark)