"Masih banyak warga yang tidak tahu tentang program BPJS Kesehatan itu. Makanya masih banyak warga yang kebingungan bagaimana cara mendaftarnya," ujar Abdul Somad, tokoh masyaSKt Dusun Kalenkupu, Desa Bojongsari Kecamatan Tirtamulya, kepada SK, Selasa (17/6) kemarin.
Dia menyampaikan, minimnya sosialisasi ini membuktikan bahwa program yang diluncurkan oleh pemerintah masih belum bisa diakses oleh lapisan masyaSKt. "Harusnya pemerintah lebih gencar lagi menyosialisasikannya, karena masyaSKt sangat membutuhkan fasilitas tersebut," ucapnya.
Dalam pantauannya, masyaSKt yang membuat BPJS itu mayoritas mendadak, yaitu saat masuk rumah sakit saja. Kalau tidak sakit kayaknya tidak ada masyaSKt biasa yang sengaja membuat BPJS Kesehatan tersebut. "Ya jadi insidental saja, itu bukti bahwa pemerintah belum bisa mentrasformasikan program yang ada kepada masyaSKt. BPJS Kesehatan ini kan sudah mulai beroperasi tanggal 1 januri 2014 lalu, harusnya sekarang ini masyaSKt sudah tidak bingung lagi atau sudah sangat mengenal dengan program tersebut," terang Somad.
Namun, Camat Tirtamulya, Wiwiek Krisnawati, membantah atas tudingan bahwa pemerintah tidak optimal melakukan sosialisasi program BPJS Kesehatan kepada masyaSKt. "Untuk program BPJS Kesehatan setiap minggon tidak bosan memberikan sosialisasi kepada para peserta minggon, bahkan kami selalu menegaskan kepada para kepala desa untuk terus menyosialisasikan program tersebut," ujar Wiwiek saat ditemui SK diruang kerjanya.
Bahkan, tambah Wiwiek, sosialisasi program tersebut juga difasilitasi oleh pihak desa maupun kecamatan. Karena memang bisa dilakukan pendaftaran secara kolektif maupun individu. "Tugas kitakan sampai pada sosialisasi saja, kemudian melayani masyaSKt yang mau kolektif. Kalau urusan masyaSKt mau mendaftar atau tidak itu hak preohatif masyaSKt. Kita tidak bisa memaksa," ujarnya.
Lebih lanut dia menambahkan, kebanyakan masyaSKt yang mendaftar BPJS itu kalau kena sakit. Tapi bagi mereka yang sakit ya sangat jarang mendaftar untuk mengambil program pemerintah tersebut. "Jadi memang tingkat kesadaran masyaSKtnya yang masih minim. Padahal program ini terdapat subsidi silang bagi orang mampu atau orang kaya dengan orang tidak mampu. Jadi sangat bagus sekali," ujarnya.
Dengan demikian dia berharap, program tersebut bisa berjalan dengan baik. Dan masyaSKt bisa mengikuti program tersebut. "Karenakan intinya sehat itu mahal, jadi lebih baik mencegah. Program ini mencegah agar masyaSKt tidak merasa terbebani biaya mahal karena sakit," pungkasnya. (zie)