KARAWANG, KarawangNews.com - Curah hujan di Jawa Barat selama setahun mencapai 8,1 miliar kubik lebih, hanya saja masyarakat Jawa Barat belum berpikir bagaimana cara menghargai air, kebanyakan masyarakat beranggapan air bersih hanya diperoleh dari sumur, padahal sungai dan hujan pun menyediakan air yang bersih. Kata Gubernur Jawa Barat, H. Ahmad Heryawan, Rabu (19/2/2014) siang.
�Air hujan itu tumpah ke sungai, kemudian diserap tanah dan menjadi air bersih dan memang pada hakekatnya air sungai merupakan air bersih, hanya saja kita sering mengotorinya dengan membuang segala kotoran ke sungai tersebut, akhirnya sungai itu menjadi kotor,� jelasnya, kepada penyuluh se-Jawa Barat yang hadir di acara temu penyuluh pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan di Resto Alam Sari, Karawang.
Kata gubernur, air sungai belum menjadi sumber air bersih bagi masyarakat, tetapi malah masyarakat mencemarinya dengan berbagai kotoran yang dibuang ke sungai tersebut. Diakui gubernur, meski kegunaan air sangat penting, tetapi belum ada yang membahas soal krisis air, kecuali krisis energi. Padahal, yang akan menjadi dampak paling parah sebenarnya bukan krisis energi tetapi krisis air dan pangan. (spn)
�Air hujan itu tumpah ke sungai, kemudian diserap tanah dan menjadi air bersih dan memang pada hakekatnya air sungai merupakan air bersih, hanya saja kita sering mengotorinya dengan membuang segala kotoran ke sungai tersebut, akhirnya sungai itu menjadi kotor,� jelasnya, kepada penyuluh se-Jawa Barat yang hadir di acara temu penyuluh pertanian, perikanan, perkebunan dan kehutanan di Resto Alam Sari, Karawang.
Kata gubernur, air sungai belum menjadi sumber air bersih bagi masyarakat, tetapi malah masyarakat mencemarinya dengan berbagai kotoran yang dibuang ke sungai tersebut. Diakui gubernur, meski kegunaan air sangat penting, tetapi belum ada yang membahas soal krisis air, kecuali krisis energi. Padahal, yang akan menjadi dampak paling parah sebenarnya bukan krisis energi tetapi krisis air dan pangan. (spn)