KARAWANG, KarawangNews.com - Kerusuhan antar suporter terjadi di Stadion Singaperbangsa Karawang pada menit terakhir babak kedua setelah tim Arema Cronus unggul 1-0 melawan tim tuan rumah Persita Tanggerang, Kamis (13/2/2014) sore. Kerusuhan berbuntut pengrusakan dua kendaraan yang terparkir di GOR Panatayuda, usai pertandingan sepak bola yang dimenangkan Arema Cronus tersebut.
Di menit 85, sejumlah batu yang tidak diketahui pelemparnya menghujani tribun utara tempat kumpulnya sekitar 500 suporter Aremania yang berasal dari Kota Malang tersebut, sehingga beberapa suporter terluka dan dilarikan ke tim medis di luar stadion. Melihat kejadian itu, suporter Aremania sontak bereaksi dan teriak-teriak sambil menghindari lemparan batu yang berasal dari luar stadion.
Menanggapi kejadian itu, Dirijen senior Aremania, Yuli Sumpil menyatakan, kejadian seperti ini sudah biasa terjadi dialami pihaknya selama melakukan tur pertandingan Arema ke sejumlah daerah di Indonesia, terutama daerah Jawa Barat yang dominan selalu bersinggungan dengan rival bebuyutan. Selama ini pihaknya tidak pernah melakukan tindakan anarkis duluan terhadap rivalnya, jika aksi pelemparan ini terjadi di luar stadion maka suporter Arema ini tentu tidak akan diam.
�Bagi saya ini tur kedua kali ke Karawang, karena yang pertama sebelumnya malah lebih tragis, bus yang kami tumpangi hancur terkena lemparan batu dan tidak sedikit dari pihak kami dilarikan ke rumah sakit di Karawang,� jelasnya.
Padahal, sambungnya, pihaknya sudah mendatangi rival-rivalnya untuk meminta ijin datang ke Karawang dan minta jaminan damai selama berlangsung pertandingan hingga usai dengan tidak akan melakukan kerusuhan dari pihaknya maupun suporter lain.
Sementara, keterangan dari seorang anggota Viola Persita Tanggerang yang tidak mau disebut namanya, pihaknya memohon maaf kepada Aremania atas kerusuhan yang terjadi di dalam dan di luar stadion. Dia juga mengaku, pengamanan kepolisian sudah maksimal, sehingga kerusuhan para suporter ini tidak berlanjut. Sedangkan suporter Aremania, Nico mengaku aman selama dikawal polisi dari datang hingga kepulangan timnya, meski ada ketegangan antar suporter dengan aksi saling pelemparan batu tersebut. (spn)
Di menit 85, sejumlah batu yang tidak diketahui pelemparnya menghujani tribun utara tempat kumpulnya sekitar 500 suporter Aremania yang berasal dari Kota Malang tersebut, sehingga beberapa suporter terluka dan dilarikan ke tim medis di luar stadion. Melihat kejadian itu, suporter Aremania sontak bereaksi dan teriak-teriak sambil menghindari lemparan batu yang berasal dari luar stadion.
Menanggapi kejadian itu, Dirijen senior Aremania, Yuli Sumpil menyatakan, kejadian seperti ini sudah biasa terjadi dialami pihaknya selama melakukan tur pertandingan Arema ke sejumlah daerah di Indonesia, terutama daerah Jawa Barat yang dominan selalu bersinggungan dengan rival bebuyutan. Selama ini pihaknya tidak pernah melakukan tindakan anarkis duluan terhadap rivalnya, jika aksi pelemparan ini terjadi di luar stadion maka suporter Arema ini tentu tidak akan diam.
�Bagi saya ini tur kedua kali ke Karawang, karena yang pertama sebelumnya malah lebih tragis, bus yang kami tumpangi hancur terkena lemparan batu dan tidak sedikit dari pihak kami dilarikan ke rumah sakit di Karawang,� jelasnya.
Padahal, sambungnya, pihaknya sudah mendatangi rival-rivalnya untuk meminta ijin datang ke Karawang dan minta jaminan damai selama berlangsung pertandingan hingga usai dengan tidak akan melakukan kerusuhan dari pihaknya maupun suporter lain.
Sementara, keterangan dari seorang anggota Viola Persita Tanggerang yang tidak mau disebut namanya, pihaknya memohon maaf kepada Aremania atas kerusuhan yang terjadi di dalam dan di luar stadion. Dia juga mengaku, pengamanan kepolisian sudah maksimal, sehingga kerusuhan para suporter ini tidak berlanjut. Sedangkan suporter Aremania, Nico mengaku aman selama dikawal polisi dari datang hingga kepulangan timnya, meski ada ketegangan antar suporter dengan aksi saling pelemparan batu tersebut. (spn)