KARAWANG, KarawangNews.com - Perayaan Ruwat Bumi Cap Go Meh di kabupaten Karawang akan dilaksanakan Minggu (23/2/2014) besok, acara ini rencananya akan dihadiri Bupati Karawang Drs. H. Ade Swara. Diungkapkan panitia acara, Natala mengatakan, acara perayaan Cap Go Meh akan diikuti sebanyak 46 joli dewa dan dewi, juga sebanyak 50 barongsay dan 20 naga yang berasal dari Kabupaten Karawang juga dari kabupaten lain yang ikut memeriahkan Cap Go Meh ini.
Perayaan ini akan berkeliling dengan start perayaan dari dari Kelenteng Bio Kwan Tee Koen, kemudian melintasi jalan di Tuparev, Alun Alun, Kertabumi, Arif Rahman Hakim dan kembali ke Jalan Tuparev tempat kelenteng tersebut. Acara dimulai pukul 13.00 WIB hingga selesai dan sudah dipastikan, acara ini akan dipadati masyarakat di sepanjang jalan tersebut.
Selain komunitas Tionghoa, pada kirab tersebut juga akan dimeriahkan Paguyuban Keluarga Banyumas (Pakumas) Kabupaten Karawang. Selama kirab, Pakumas akan menampilkan grup kentongan �Pring Suara Mas� yang sudah sering mengikuti acara kirab di beberapa event perayaan di Kabupaten Karawang.
�Kita akan berpartisipasi dalam acara tersebut dengan membawa personil sekitar 50 orang, mudah-mudahan dapat menghibur warga Karawang,� kata Ketua Pakumas, Agus Rivai, di sela-sela latihan kentongan, Kamis (20/2/2014).
Sementara itu, Sistem Pengamanan Terpadu (Sispamdu) Zhadoel akan mengerahkan sekitar 100 personil lebih untuk pengamanan acara tersebut, jajaran ini akan mengamankan semua rute yang dilalui kirab Cap Go Meh tersebut. Selain untuk pengamanan rute, Sismpamdu Zhadoel akan mengantisipasi tindak kriminal, karena semakin banyak kerumuman massa diperkirakan akan terjadi tindak kejahatan.
Diketahui, hari raya Cap Go Meh atau Yuan Xiaojie dalam bahasa Tionghoa jatuh pada tanggal 15 setiap bulan pertama tahun Imlek, ini adalah salah satu hari raya tradisional Tiongkok. Menurut tradisi rakyat Tiongkok, sehabis Cap Go Meh, maka berakhirlah seluruh perayaan Tahun Baru Imlek.
Hari raya Cap Go Meh juga disebut Yuanxi, Yuanye atau Shang Yuanjie dalam bahasa Tionghoa. Malam Cap Go Meh adalah malam pertama bulan purnama setiap tahun baru. Pada malam itu, rakyat Tiongkok mempunyai kebiasaan memasang lampion berwarna-warni, maka festival ini juga disebut sebagai �hari raya lampion�.
Menyaksikan lampion dan makan onde-onde adalah dua bagian penting pada hari raya Cap Go Meh. Dan dari mana asal usul tradisi pemasangan lampion pada Festival Cap Go Meh ini konon pada tahun 180 Sebelum Masehi, Kaisar Hanwudi yang berkuasa pada masa Dinasti Han Barat naik takhta pada tanggal 15 bulan pertama Imlek. Untuk merayakan penobatannya, Kaisar Han Wudi mengambil keputusan untuk menjadikan tanggal 15 bulan pertama sebagai hari raya lampion. Pada malam tanggal 15 bulan pertama setiap tahun, ia berkebiasaan bertamasya ke luar istana dan merayakan festival itu bersama rakyat.
Kemudian pada tahun 104 sebelum masehi, festival Cap Go Meh secara resmi dicantumkan sebagai hari raya nasional. Berkat keputusan itu, skala festival Cap Go Meh meningkat lebih lanjut. Menurut peraturan, setiap tempat publik dan setiap keluarga diharuskan memasang lampion berwarna-warni, khususnya di jalan utama dan pusat kebudayaan akan diadakan pameran lampion besar-besaran yang meriah. Semua masyarakat yang berusia tua maupun yang berusia muda, pria maupun wanita semuanya akan berdatangan ke pekan lampion untuk menyaksikan lampion dan tari lampion naga, di samping menebak teka-teki.
Lampion berwarna yang dipasang pada festival Cap Go Meh kebanyakan dibuat dari kertas berwarna terang. Lampion bernama �zoumadeng� atau lampion kuda berlari adalah salah satu macam lampion yang paling menarik. Konon lampion itu sudah bersejarah seribu tahun lamanya. (spn)
Perayaan ini akan berkeliling dengan start perayaan dari dari Kelenteng Bio Kwan Tee Koen, kemudian melintasi jalan di Tuparev, Alun Alun, Kertabumi, Arif Rahman Hakim dan kembali ke Jalan Tuparev tempat kelenteng tersebut. Acara dimulai pukul 13.00 WIB hingga selesai dan sudah dipastikan, acara ini akan dipadati masyarakat di sepanjang jalan tersebut.
Selain komunitas Tionghoa, pada kirab tersebut juga akan dimeriahkan Paguyuban Keluarga Banyumas (Pakumas) Kabupaten Karawang. Selama kirab, Pakumas akan menampilkan grup kentongan �Pring Suara Mas� yang sudah sering mengikuti acara kirab di beberapa event perayaan di Kabupaten Karawang.
�Kita akan berpartisipasi dalam acara tersebut dengan membawa personil sekitar 50 orang, mudah-mudahan dapat menghibur warga Karawang,� kata Ketua Pakumas, Agus Rivai, di sela-sela latihan kentongan, Kamis (20/2/2014).
Sementara itu, Sistem Pengamanan Terpadu (Sispamdu) Zhadoel akan mengerahkan sekitar 100 personil lebih untuk pengamanan acara tersebut, jajaran ini akan mengamankan semua rute yang dilalui kirab Cap Go Meh tersebut. Selain untuk pengamanan rute, Sismpamdu Zhadoel akan mengantisipasi tindak kriminal, karena semakin banyak kerumuman massa diperkirakan akan terjadi tindak kejahatan.
Diketahui, hari raya Cap Go Meh atau Yuan Xiaojie dalam bahasa Tionghoa jatuh pada tanggal 15 setiap bulan pertama tahun Imlek, ini adalah salah satu hari raya tradisional Tiongkok. Menurut tradisi rakyat Tiongkok, sehabis Cap Go Meh, maka berakhirlah seluruh perayaan Tahun Baru Imlek.
Hari raya Cap Go Meh juga disebut Yuanxi, Yuanye atau Shang Yuanjie dalam bahasa Tionghoa. Malam Cap Go Meh adalah malam pertama bulan purnama setiap tahun baru. Pada malam itu, rakyat Tiongkok mempunyai kebiasaan memasang lampion berwarna-warni, maka festival ini juga disebut sebagai �hari raya lampion�.
Menyaksikan lampion dan makan onde-onde adalah dua bagian penting pada hari raya Cap Go Meh. Dan dari mana asal usul tradisi pemasangan lampion pada Festival Cap Go Meh ini konon pada tahun 180 Sebelum Masehi, Kaisar Hanwudi yang berkuasa pada masa Dinasti Han Barat naik takhta pada tanggal 15 bulan pertama Imlek. Untuk merayakan penobatannya, Kaisar Han Wudi mengambil keputusan untuk menjadikan tanggal 15 bulan pertama sebagai hari raya lampion. Pada malam tanggal 15 bulan pertama setiap tahun, ia berkebiasaan bertamasya ke luar istana dan merayakan festival itu bersama rakyat.
Kemudian pada tahun 104 sebelum masehi, festival Cap Go Meh secara resmi dicantumkan sebagai hari raya nasional. Berkat keputusan itu, skala festival Cap Go Meh meningkat lebih lanjut. Menurut peraturan, setiap tempat publik dan setiap keluarga diharuskan memasang lampion berwarna-warni, khususnya di jalan utama dan pusat kebudayaan akan diadakan pameran lampion besar-besaran yang meriah. Semua masyarakat yang berusia tua maupun yang berusia muda, pria maupun wanita semuanya akan berdatangan ke pekan lampion untuk menyaksikan lampion dan tari lampion naga, di samping menebak teka-teki.
Lampion berwarna yang dipasang pada festival Cap Go Meh kebanyakan dibuat dari kertas berwarna terang. Lampion bernama �zoumadeng� atau lampion kuda berlari adalah salah satu macam lampion yang paling menarik. Konon lampion itu sudah bersejarah seribu tahun lamanya. (spn)